Tips dalam mengasuh anak
Mengasuh anak merupakan sebuah tantangan yang berat bagi kebanyakan pasangan suami istri. Bagaimana tidak? Tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua. Semua harus dipelajari secara mandiri, melakukan trial and error untuk menemukan cara mana yang paling efektif. Tidak heran jika marah, mengancam, dan menghukum dianggap sebagai cara yang paling efektif membuat anak menurut pada orangtua. Namun, apakah itu sebuah teknik pengasuhan yang tepat dan baik untuk perkembangan anak? Coba cermati uraian di bawah ini.
Salah satu pendekatan dalam mengasuh anak adalah positive parenting, yaitu pendekatan teknik mengasuh anak yang sensitif terhadap kebutuhan individual anak, dan mengatasi tantangan yang muncul dalam perkembangan anak dengan empati dan respek. Adapun prinsip-prinsip dalam melakukan positive parenting adalah sebagai berikut.
1. Menyediakan lingkungan yang aman dan menarik
Anak-anak membutuhkan lingkungan yang aman bagi mereka untuk dapat mengeksplor, bereksperimen, dan bermain. Lingkungan yang aman dapat mencegah anak-anak untuk mengalami kecelakaan atau terluka.
2. Menyediakan positive learning environment
Lingkungan positif yang dimaksud adalah lingkungan yang secara tanggap memberikan respon kepada anak, dalam sebuah interaksi yang dimulai oleh anak (misalnya, anak meminta bantuan). Orangtua perlu bersikap reseptif ketika anak berusaha untuk berkomunikasi dengan orangtua.
3. Bersikap asertif-disiplin
Pengajaran yang bersifat koersifat tidak efektif dalam mengasuh anak. Sebaiknya, orangtua mengajarkan perilaku kepada anak dengan cara : menentukan aturan dasar pada suatu situasi yang spesifik, mendiskusikan aturan ersebut dengan anak, memberikan instruksi dengan jelas, tenang, dan sesuai dengan usia anak, memberikan konsekuensi yang logis dan sesuai, quiet time (mengajak anak duduk di dekat orangtua untuk menenangkan diri), time-out (mengajak anak pergi ke area yang kosong, tidak ada permainan), dan planned ignoring (tidak memberikan perhtian untuk perilaku tertentu).
4. Memiliki ekspektasi realistis
Orangtua perlu merefleksikan ekspektasi apa yang dimilikinya kepada anaknya, dan apakah ekspektasi tersebut realistis untuk dipenuhi oleh anak? Penelitian menunjukkan bahwa orangtua yang memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan kepada anak cenderung memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap kemampuan anaknya. Oleh sebab itu, orangtua perlu mendalami perkembangan motorik, kognitif, bahasa, sosio-emosional usia anaknya. Dengan demikian, orangtua dapat menentukan apakah ekspektasinya terhadap anaknya sudah cukup realistis.
5. Merawat diri sendiri
Menjaga kesehatan mental dan kepercayaan diri orangtua merupakan prinsip yang penting juga dalam positive parenting. Hal ini meliputi personal self-care, well-being, dan kemampuan komunikasi dengan pasangan. Sadari bahwa emotional state orangtua dapat mempengaruhi bagaimana ia mengasuh anak dan perilaku anak tiu sendiri. Kembangkan strategi coping yang tepat ketika berada pada situasi negatif, seperti sedih, marah, cemas, ataupun stress.
Hal yang terpenting dalam pengasuhan adalah keseimbangan antara fleksibilitas dan kohesivitas. Fleksibilitas, yaitu seberapa orangtua dapat menunjukkan kepemimpinannya, dan negosiasi dalam aturan yang dibuat. Sedangkan kohesivitas yaitu keterikatan secara emosional bonding antar anggota keluarga. Tingkat kohesivitas dan fleksibilitas tidak seimbang (entah itu terlalu rendah, ataupun terlalu tinggi), diasosiasikan dengan permasalahan dalam keluarga.
Salah satu contoh yang menggambarkan ketidakseimbangan kohesivitas dan fleksibilitas yaitu, seorang ibu selalu memberikan peraturan yang bersifat satu arah, tidak pernah didiskusikan dengan anaknya (fleksibilitas rendah), dan ia juga jarang berbicara dua arah dengan anaknya, karena ia tidak suka berbicara dengan anak kecil (kohesivitas rendah).
Contoh lain, yaitu seorang ayah tidak sempat menyediakan waktu untuk anaknya, dikarenakan pekerjaannya yang mengharuskannya untuk pergi keluar rumah dari pagi hingga malam (kohesivitas rendah). Ketika ia di rumah, ia sudah terlalu lelah, sehingga ia selalu menuruti semua keinginan anaknya, hingga ia tidak pernah melarang anaknya berbuat apapun (fleksibilitas tinggi).
Membuat kesalahan dalam mengasuh anak adalah hal yang wajar. Hal yang terpenting adalah kemauan untuk terus belajar, terbuka pada saran dan kritik, serta kemauan untuk berkembang ke arah yang lebih baik.
Theofania Natasya Rukma S.Psi
BluBridge Center
Referensi :
Olson, D. (2011). FACES IV and the circumplex model: Validation study. Journal of marital and family therapy, 37(1), 64-80.
Sanders, M. R. (1999). Triple P-Positive Parenting Program: Towards an Empirically Validated Multilevel Parenting and Family Support Strategy for the Prevention of Behavior and Emotional Problems in Children. Clinical Child and Family Psychology Review, 2(2), 71–90. doi:10.1023/a:1021843613840
Mengasuh anak, tips, parenting, membesarkan anak, tips membesarkan anak, tips mengasuh anak, prinsip mengasuh anak, positive parenting
Toddler 18 Months - 24 Months / 18 Bulan - 24 Bulan (Batita) / Parenting / Pola Asuh / Family / Keluarga / Tips dalam mengasuh anak
Comments