Self-care Sebagai Salah Satu Cara Mengatasi Parental Burnout
Menjadi orang tua adalah hal yang luar biasa. Melihat perkembangan si kecil dari bayi sampai mulai belajar mandiri menjadi perasaan yang tidak ternilai harganya. Namun, mengasuh anak bisa menjadi sangat melelahkan dan penuh stress. Ketika orang tua kekurangan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi kelelahan dan stres yang tinggi karena mengasuh anak, orang tua dapat mengalami parental burnout. Menurut Roskam, Raes, dan Mikolajczak (2017), parental burnout adalah keadaan kelelahan intens yang berhubungan dengan peran orang tua, di mana orang tua bisa merasa terputus secara emosional dengan anaknya dan meragukan kapasitas mereka untuk menjadi orang tua yang baik. Ketika mengalami parental burnout, orang tua biasanya merasa energinya terkuras habis karena mengasuh anak, hingga merasa jauh secara emosional dari anak mereka, membuat mereka cenderung untuk kurang terlibat dalam hubungan dengan anak mereka.
Parental burnout dapat berhubungan dengan kondisi klinis yang lebih serius, seperti gangguan tidur, depresi, perilaku kekerasan, hingga pengabaian terhadap anak (Mikolajczak, Gross, & Roskam, 2019). Secara umum, parental burnout dapat menurunkan tingkat kesejahteraan orang tua maupun anak. Sebuah studi yang dilakukan oleh Ward dan Lee (2020) menunjukkan bahwa stress yang dialami oleh orang tua berhubungan dengan masalah kesejahteraan yang dialami oleh anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui kelelahan yang dialami ini agar tidak berkepanjangan.
Salah satu cara yang dapat orang tua lakukan adalah dengan menerapkan self-care. Self-care dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan seseorang (Lee dan Miller, 2013). Terdapat beberapa cara self-care bagi orang tua yang merasa mengalami parental burnout, berikut di antaranya:
- Carilah support system yang baik, bicarakan kondisi Anda dengan orang terdekat, misalnya pasangan, teman dekat, atau keluarga besar yang Anda percaya. Seringkali orang tua malu untuk terbuka mengenai kondisinya karena merasa gagal menjadi orang tua yang baik, sehingga membuat mereka kesulitan mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.
- Perhatikan hal yang membuat Anda tetap sehat dan senang. Meskipun sulit, cobalah untuk tetap memperhatikan kesehatan fisik dengan menjaga pola makan dan minum air yang cukup. Anda juga bisa memilih aktivitas yang membuat Anda merasa senang, seperti membaca, menulis jurnal, atau melakukan kerajinan tangan. Aktivitas-aktivitas ini akan menunjang Anda untuk tetap kuat menjalani pengasuhan.
- Apabila Anda memiliki sumber daya yang memadai, cobalah untuk memiliki waktu istirahat yang cukup. Bicarakan dengan pasangan, teman dekat, atau keluarga untuk menjaga anak-anak sebentar agar Anda bisa beristirahat. Sesederhana menikmati mandi dengan air hangat ditemani musik yang menenangkan dapat mengisi kembali energi Anda. Lakukan dengan mindful agar badan dan pikiran Anda dapat benar-benar beristirahat.
- Fokus kepada hal yang sudah baik. Kami mengerti bahwa menjadi orang tua penuh dengan kecemasan tentang apakah yang dilakukan sudah benar. Daripada memenuhi pikiran dengan perasaan khawatir dan bersalah, lebih baik orang tua fokus kepada hal-hal kecil namun baik yang sudah dilakukan. Cobalah untuk mengingat kembali apa makna menjadi orang tua menurut Anda dan fokuslah untuk menjalani pengasuhan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
- Apabila Anda sudah kewalahan dengan perasaan lelah yang dialami, janganlah ragu untuk menemui professional seperti psikolog atau psikiater.
Menjadi orang tua memang tidak ada istirahatnya sehingga wajar sekali apabila Anda merasa lelah. Namun, Anda perlu memperhatikan kondisi Anda dan mulai melakukan sesuatu untuk mengatasi kelelahan ini, karena diri Anda sendiri sangat berharga.
Sumber:
Lee, J. J., & Miller, S. E. (2013). A self-care framework for social workers: Building a strong foundation for practice. Families in Society: The Journal of Contemporary Social Services, 94(2), 96–103.
Mikolajczak, M., Gross, J. J., & Roskam, I. (2019). Parental burnout: What is it, and why does it matter?. Clinical Psychological Science, 7(6), 1319-1329.
Roskam, I., Raes, M. E., & Mikolajczak, M. (2017). Exhausted parents: Development and preliminary validation of the Parental Burnout Inventory. Frontiers in Psychology, 8, Article 163. doi:10.3389/fpsyg.2017.00163
Ward, K. P., & Lee, S. J. (2020). Mothers’ and fathers’ parenting stress, responsiveness, and child wellbeing among low-income families. Children and Youth Services Review, 116, 105218.doi:10.1016/j.childyouth.2020.105218
parental burnout, self-care, parenting, pengasuhan, hubungan orang tua dan anak
Children 4 Years - 6 Years / 4 Tahun - 6 Tahun / Parenting / Pola Asuh / Family / Keluarga / Self-care Sebagai Salah Satu Cara Mengatasi Parental Burnout
Comments