Pentingnya Komunikasi Keluarga dan Cara untuk Memulainya
Komunikasi yang bermakna dan positif dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga. Komunikasi keluarga diketahui bermanfaat dalam membangun hubungan yang lebih dekat dan lebih kuat antara orang tua dan anak. Namun, beberapa orang tua atau anak dapat merasa bahwa mereka sudah saling mengenal tanpa harus berkomunikasi lebih mendalam hanya karena mereka tinggal dalam satu rumah. Hal ini tentunya merupakan suatu pemikiran yang kurang tepat, namun banyak orang tua yang masih kesulitan untuk memulai berkomunikasi dengan anaknya.
Terdapat banyak cara di mana orang tua dan anak dapat terlibat dalam komunikasi yang bermakna dan tidak semuanya sulit untuk dilakukan. Misalnya, orang tua dapat memulai komunikasi dengan mengajukan pertanyaan sederhana tentang makanan, mainan, atau acara TV favorit anak mereka, atau bertanya kepada mereka tentang apa yang ingin mereka lakukan dalam satu hari, atau bertanya tentang karakter superhero apa yang mereka ingin perankan. Sebaliknya, orang tua dapat membiarkan anak mengajukan beberapa pertanyaan tentang mereka. Meskipun informasi yang dihasilkan dari pertanyaan-pertanyaan ini mungkin tidak tampak “penting”, tetapi mengetahui hal-hal detail tentang satu sama lain dapat membantu orang tua dan anak untuk saling memahami sudut pandang masing-masing.
Percakapan yang lebih mendalam juga bisa dilakukan dengan bertanya kepada anak tentang apa yang mereka takuti, apa yang mereka sukai atau tidak sukai dari orang tua mereka, atau hal apa yang membuat mereka sedih dan kecewa. Diskusi terkait hal-hal tersebut, yang banyak berkaitan dengan perasaan dan pikiran anak, menandakan bahwa orang tua dapat menganggap serius anak sebagai "pribadi mereka sendiri." Hal ini kemudian dapat bermanfaat bagi pengembangan identitas diri dan self-esteem anak.
Komunikasi keluarga dapat dilakukan di banyak situasi, seperti saat makan malam bersama atau saat berkendara. Orang tua juga dapat menambahkan sedikit keasyikan dalam berkomunikasi, seperti dengan bermain tebak-tebakan jawaban dari masing-masing dan melihat siapa yang menjawabnya dengan benar. Misalnya, orang tua dapat mengatakan, “Menurutku vanilla adalah rasa es krim favoritmu. Apakah aku benar?" Kemudian anak dapat mengkonfirmasi atau mengoreksi jawaban tersebut. Kebanyakan anak akan menyukai adanya kesempatan untuk memberi tahu orang tua ketika mereka benar atau salah. Selain itu, komunikasi keluarga juga dapat dilakukan secara tertulis, seperti melalui pesan singkat atau email yang dapat memudahkan para orang tua yang tidak tinggal serumah dengan anaknya.
Anak dapat mengambil banyak manfaat dari komunikasi keluarga yang positif, salah satunya meningkatkan keterampilan komunikasi mereka yang dapat membantu mereka menjalin pertemanan, menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan sosial yang kuat di masa depan. Komunikasi keluarga yang bermakna dan keterampilan komunikasi yang tinggi juga meningkatkan kesejahteraan anak. Hal ini dikarenakan anak memiliki kesempatan untuk mengungkapkan perasaan atau pikirannya dan merasa bahwa mereka didengar. Terlebih lagi, penelitian telah menemukan banyak manfaat dari komunikasi keluarga pada anak remaja, seperti penurunan tingkat perilaku agresif dan kenakalan remaja. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga mempengaruhi performa akademik dan kecerdasan emosional pada remaja.
Pada akhirnya, orang tua dan anak harus memiliki komunikasi keluarga yang bermakna dan positif sejak dini dan dilakukan sepanjang hidup. Orang tua dapat memulai komunikasi keluarga dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana kepada anaknya, kemudian memperluas pembahasan menjadi sesuatu yang lebih mendalam sesuai dengan pengalaman dan perkembangan anak saat beranjak dewasa. Komunikasi keluarga yang berkelanjutan dapat meningkatkan keterbukaan dan kepercayaan keluarga serta menjadi kesempatan bagi anak untuk mempelajari keterampilan komunikasi yang lebih baik.
Oleh: Salma Safira Sukma Ikhsani, S.Psi. dari BehaviorPALS Center
Daftar Pustaka:
Engaging children in meaningful conversation. (n.d.). Resources for Early Learning. Diakses pada 9 Juni, 2022, dari http://resourcesforearlylearning.org/educators/module/20/7/19/
Hamzah, A. (2002). Pengaruh Komunikasi Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja (Studi Tentang Kenakalan Remaja di Kelurahan Karang Besuki Malang). Malang: Universitas Negeri Malang. http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=rea...
Pramono, F., Lubis, D.P., Puspitawati, H., & Susanto, D. (2016). The influence of adolescent communication patterns to emotional intelligence and learning achievement of senior high school students in Bogor. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR), 30 (1), 121-134.
Pramono, F. (2020). Analysis of the family’s communication pattern and the benefits of mother school program for building a harmonious family. Informasi, 50(1), 1-14. http://doi.org/10.21831/informasi.v50i1.30136
Stephens, K. (2007). Family Communication: 42 Discussion Starters to Keep You in Touch. Parenting Exchange. https://www.easternflorida.edu/community-resources/child-development-centers/parent-resource-library/documents/family-communication.pdf
keluarga, komunikasi
Children 4 Years - 6 Years / 4 Tahun - 6 Tahun / Parenting / Pola Asuh / Family / Keluarga / Pentingnya Komunikasi Keluarga dan Cara untuk Memulainya
Comments