Menghadapi Rasa Takut pada Balita
Pernahkah Anda menghadapi anak Anda merasa takut berjalan di atas rumput? Atau langsung kabur ketika ia melihat anjing? Atau mungkin menangis begitu Anda meninggalkannya tidur sendirian? Perasaan takut merupakan hal yang sering terjadi pada anak-anak, termasuk pada balita. Namun, apa yang perlu dilakukan ketika hal itu terjadi? Mari kita simak uraian di bawah ini.
Cari tahu dan pahami
Identifikasi benda, situasi, atau hal apa yang ditakutkan oleh balita. Pada umumnya, balita memiliki pemahaman terbatas mengenai ukuran, dan memiliki ketakutan yang irasional. Ketakutan yang biasa dimiliki oleh anak-anak antara lain :
- Sendiri
- Gelap
- Hewan besar
- Serangga
- Ketinggian
- Disuntik atau pergi ke dokter
- Suara yang keras
- Makhluk-makhluk imajiner, seperti ‘makhluk’ di bawah kasur, dan lain-lain.
Lalu cari tahu, kira-kira apa yang membuat anak takut akan hal itu. Berikan pertanyaan-pertanyaan spesifik, seperti apakah ia takut akan anjing karena suaranya? Atau karena takut anjing itu akan menggigitnya? Bantu anak memahami rasa takutnya sendiri.
Akui dan validasikan
Dibanding berkata “Tidak perlu takut”, “Anjing ini baik-baik saja kok!”, atau “Kamu akan baik-baik saja kok!”, coba katakan “Oh, sepertinya kamu takut ya?” “Iya sepertinya anjing yang menggonggong itu menyeramkan ya”. Hal yang ditakutkan oleh anak terkadang irasional dan aneh. Namun, sebaiknya kita tidak menertawakan atau meremehkan perasaan takut itu, karena bagi anak kita, perasaan takut itu benar-benar ada, dan objek itu sangat besar pengaruhnya bagi dirinya.
Jangan hindari, selesaikan permasalahan
Umumnya, orangtua membiarkan anak kabur dari objek yang ditakuti itu, agar baik anak maupun orangtua merasa lebih baik, di saat itu. Anak dibiarkan untuk menghindari rumput, atau menghindari tidur sendirian, sehingga anak tidak menangis. Namun, dampak ‘lebih baik’ itu tidak bersifat jangka panjang. Hal itu justru membuat rasa takut anak semakin berkembang, dan semakin membuat permasalahan di kemudian hari.
Sebaliknya, ajak anak berdiskusi bersama, apa yang dapat dilakukan. Ajak anak untuk menghadapi objek yang ditakuti itu perlahan-lahan, setahap demi setahap. Jangan lupa ajak anak untuk berdiskusi mengenai bagaimana ia harus mengatasi rasa takutnya. Apakah dengan ditemani saat tidur? Apakah dengan menyalakan lampu tidur?
Secara bertahap, bimbing anak untuk mengatasi rasa takutnya. Misalkan jika anak takut pada rumput, ajak anak menyentuh rumput terlebih dahulu, dibandingkan langsung berjalan di atas rumput. Temani anak di langkah-langkah awal, sambil perlahan menjauh dari anak.
Sebagai contoh, jika anak takut tidur sendirian :
- Langkah awalnya, bacakan dua buku, lalu matikan lampu, nyalakan lampu tidur, dan duduk di sana (tidak berbicara apapun) hingga ia tidur
- Kemudian, bacakan satu buku, lalu matikan lampu, nyalakan lampu tidur. Keluar dari kamar, namun tunggu di depan kamar, dengan posisi pintu terbuka.
- Selanjutnya, bacakan satu buku, lalu matikan lampu, dan nyalakan lampur tidur, keluar dengan pintu tertutup
Berikan hadiah ketika ia berhasil melalui satu tahap kecil dari rancangan tersebut.
Latih dengan bermain
Bermain pretend play, atau membaca buku dengan topik sesuai, dapat membantu anak memahami rasa takutnya, dan memahami bahwa objek yang ditakuti itu tidak selalu membawa dampak negatif yang ia bayangkan selama ini.
Jangan tunjukkan rasa takut Anda
Anak dapat mempelajari ketakutan yang Anda alami. Ketika Anda merasa takut akan serangga, anak akan bersikap was-was dan ikut merasa takut terhadap serangga. Ketika Anda takut akan ini itu ketika anak bermain di luar rumah, anak akan merasa bahwa semua hal yang ada di luar rumah itu berbahaya, dan ini akan mempengaruhi bagaimana ia memandang dunia sehari-harinya.
Pesan terakhir
Perasaan takut pada anak adalah hal yang wajar terjadi. Hal yang perlu kita lakukan adalah bantu anak memahami rasa takut yang ia miliki, dan dapat menemukan strategi untuk mengatasi rasa takut itu. Namun, ketika rasa takut anak sudah dirasa berlebihan, dan mengganggu kehidupan sehari-hari, carilah bantuan kepada terapis anak, atau psikolog anak.
Referensi :
https://www.verywellfamily.com/how-to-soothe-your-toddler-s-fears-5180278
https://childmind.org/article/help-children-manage-fears/
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/fear-and-anxiety-children
Rasa takut, Menghadapi rasa takut, Balita takut, Bagaimana mengatasi rasa takut balita, balita, Bagaimana mengatasi balita yang takut tidur sendirian
Pre-school 2 Years - 4 Years / 2 Tahun - 4 Tahun (Balita) / Parenting / Pola Asuh / Family / Keluarga / Menghadapi Rasa Takut pada Balita
Comments