Melatih Atensi pada Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme
Melatih Atensi pada Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme
Memberi perhatian artinya kita mampu menyadari dan mempertahankan fokus kita pada suatu hal dan mengabaikan hal-hal lain. Namun, hal ini juga melibatkan kemampuan untuk mengalihkan fokus kita ke hal lain saat dibutuhkan. Kemampuan memberi perhatian atau atensi penting dalam proses pembelajaran, terutama untuk anak-anak di mana tingkat atensi berkaitan dengan kinerja akademik. Meski kemampuan untuk memperhatikan akan berkembang secara alami seiring dengan bertambahnya usia anak, beberapa anak mengalami kesulitan dengan atensi sepanjang hidup mereka. Salah satunya anak-anak dengan gangguan spektrum autisme.
Anak-anak dengan autisme biasanya menunjukkan kesulitan dalam atensi sejak tahun pertama kehidupan mereka. Mereka dapat kesulitan untuk fokus pada satu hal, memiliki kemampuan yang rendah untuk mengabaikan gangguan, dan menunjukkan kesulitan untuk terlibat dalam suatu hal. Namun, mereka juga bisa terlalu fokus pada satu hal untuk waktu yang lama dan tidak dapat mengubah perhatian mereka saat diperlukan. Pada sisi lain, beberapa peneliti menemukan bahwa tingkat atensi pada anak autisme berkaitan dengan perkembangan kognitif dan gangguan perilaku mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengajari anak-anak dengan autisme untuk memberi atensi dengan tepat demi perkembangan dan keselamatan mereka.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dicoba oleh orang tua atau wali untuk melatih perhatian dengan anak autisme:
1. Pilih kegiatan yang mereka minati
Orang tua dapat mulai melatih perhatian dengan anak-anak mereka dengan meminta mereka untuk terlibat dalam kegiatan yang orang tua tahu akan mereka sukai. Namun, kegiatan tersebut harus memiliki titik akhir, pedoman, dan tujuan yang jelas, sehingga anak akan tahu apa yang harus dilakukan dan kapan aktivitas tersebut dianggap selesai. Misalnya, jika anak suka bermain Lego, orang tua dapat meminta mereka untuk membentuk kotak sederhana sebagai permulaan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cepat dan kemudian orang tua dapat memuji anaknya karena telah menyelesaikan tugas tersebut. Setelah itu, orang tua dapat secara bertahap meningkatkan perhatian anak dengan memberikan tugas yang sedikit lebih menantang. Kegiatan lain dapat berupa menempatkan manik-manik pada tali atau bahkan memanggang kue untuk anak yang sudah lebih tua. Orang tua dapat menggunakan pengatur waktu untuk melacak berapa lama anak berhasil mempertahankan fokus mereka.
2. Berikan instruksi yang jelas dan efektif
Instruksi yang jelas dan efektif penting untuk memastikan bahwa anak akan terlibat dalam aktivitas dengan benar. Orang tua dapat menggunakan kalimat sederhana, mengulangi kata-kata kunci, atau memecah instruksi menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan menyampaikan instruksi satu per satu. Orang tua juga dapat memberikan dukungan visual seperti daftar checklist untuk memberi tahu anak apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.
3. Berinteraksi dan berbicara dengan anak
Berbicara dan berinteraksi dengan anak ketika mereka terlibat dalam suatu kegiatan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, meniru tindakan atau perilaku mereka serta meniru kata atau suara yang mereka buat. Semua ini dapat membantu menarik minat anak dan mempertahankan perhatiannya lebih lama.
4. Menggunakan modeling
Modeling dapat menjadi cara yang bagus untuk melatih perhatian karena orang tua dapat memberikan contoh bagaimana melakukan suatu aktivitas dengan benar. Orang tua juga dapat memancing perhatian anak dengan memberikan petunjuk fisik seperti mengarahkan tangan mereka ke Lego ketika mereka seharusnya bermain dengannya.
5. Persiapkan transisi aktivitas
Transisi aktivitas sangatlah penting dan akan sangat membantu jika orang tua dapat memberi peringatan bahwa perubahan akan datang. Orang tua dapat memberi tahu anak mereka sejak awal bahwa akan ada perubahan aktivitas dengan menjelaskan apa yang akan dilakukan lebih dulu dan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dukungan visual seperti jadwal visual juga dapat membantu.
Referensi:
Attention and Autism Spectrum Disorder. (2019, January 8). American Psychological Association. Retrieved November 8, 2022 from https://www.apa.org/pubs/highlights/peeps/issue-115
Bryson, S., Garon, N., McMullen, T., Brian, J., Zwaigenbaum, L., Armstrong, V., Roberts, W., Smith, I., & Szatmari, P. (2018). Impaired disengagement of attention and its relationship to emotional distress in infants at high-risk for autism spectrum disorder. Journal of Clinical and Experimental Neuropsychology, 40(5), 487-501. https://doi.org/10.1080/13803395.2017.1372368
Erickson, L. C., Thiessen, E. D., Godwin, K. E., Dickerson, J. P., & Fisher, A. V. (2015). Endogenously and exogenously driven selective sustained attention: Contributions to learning in kindergarten children. Journal of Experimental Child Psychology, 138, 126–134. https://doi.org/10.1016/j.jecp.2015.04.01
Paying attention: Autistic children and teenagers. (2021, May 19). Raising Children Network. Retrieved November 8, 2022 from https://raisingchildren.net.au/autism/communicating-relationships/communicating/paying-attention-asd#paying-attention-what-is-it-nav-title
Ridderinkhof, A., de Bruin, E. I., van den Driesschen, S., & Bogels, S. M. (2020). Attention in children with autism spectrum disorder and the effects of a mindfulness-based program. Journal of Attention Disorders, 24(5), 681-692. https://doi.org/10.1177/1087054718797428
Spaniol, M. M., Mevorach, C., Shalev, L., Teixeira, M. C. T. V., Lowenthal, R., & de Paula, C. S. (2021). Attention training in children with autism spectrum disorder improves academic performance: A double-blind pilot application of the computerized progressive attentional training program. Autism Research, 14(8). https://doi.org/10.1002/aur.2566
Oleh: Salma Safira Sukma Ikhsani, S.Psi. dari BehaviorPALS
melatih, atensi, anak, autisme
Special Needs / Berkebutuhan Khusus / Cognitive Development / Tumbuh Kembang Kognitif / Education / Pendidikan / Melatih Atensi pada Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme
Comments