Kenapa Anak Saya Susah Diajak Bicara ya? Apakah Tanda Puber?
Parents, pernah nggak sih anak pra-remajanya bilang kalau mereka malu jika masih diantar bepergian? Atau bahkan sudah tidak mau lagi untuk dipeluk, dicium, atau ditunjukkan kasih sayang secara sentuhan? Nah perhatikan ini bukan sebagai tanda bahwa anak-anak parents nggak nyaman, tapi memang sudah waktunya mereka untuk memasuki masa akil balik atau biasa disebut sebagai pubertas. Apa aja sih yang harus dipersiapkan?
Berikan ruang bagi anak mengekspresikan dirinya
Anak yang memasuki usia pra-remaja di usia 9-13 tahun mengalami perubahan secara biologis pada tubuhnya. Mereka akan mencari kegiatan yang dapat meningkatkan produksi hormon dopamine dimana berfungsi untuk membuat mereka menjadi lebih senang dan bersemangat. Kegiatan yang biasanya mereka cari pasti akan berupa kegiatan fisik seperti olahraga, kesenian (tarian atau musik) atau bahkan kegiatan lain seperti membaca komik, novel, atau bermain computer.
Di usia ini, anak-anak kita akan cenderung mengurangi intensitas untuk mendengarkan nasehat atau larangan terhadap sesuatu. Nah untuk parents, jika yang dilakukan oleh anak kita masih bersifat positif maka berikan waktu dan ruang bagi mereka untuk melakukan eksplorasi. Tetap berikan batasan dan awasi secara berdampingan.
Jangan menghakimi saat anak sedang bercerita
Salah satu hal yang membuat anak pra-remaja cukup sulit untuk menceritakan harinya adalah respon dari kita sebagai orang tua. Saat anak bercerita, berikan anak kesempatan untuk menceritakan terlebih dahulu panjang lebar apa yang terjadi di harinya saat itu. Berikan respon kita sangat antusias untuk mendengarkan ceritanya seperti mengangguk, terkejut, dan berikan pertanyaan yang membuatnya semakin ingin bercerita. Contohnya saat ia bercerita sedih karena nilainya jelek, tanyakan apa yang ia inginkan kalau nilainya bagus? Siapa saja yang nilainya lebih baik dari dia?. Setelah itu berikan afirmasi bahwa perasaannya valid dan ia tetap bisa mencoba di lain waktu untuk mendapatkan nilai yang bagus.
Hindari memberikan penilaian seperti “kok gitu aja sedih sih?” yang mungkin terdengar seperti menyepelekan perasaan anak pada saat itu. Ingat bahwa anak pra-remaja cukup kesulitan untuk mendeskripsikan emosi yang dirasakannya sehingga bercerita adalah sebuah pencapaian yang harus diapresiasi.
Beri ruang bagi anak untuk bergaul dengan teman sebayanya
Usia pra-remaja merupakan masa dimana pendapat teman sebaya adalah hal terpenting. Penting bagi kita untuk mengingatkan anak bahwa pendapat yang negatif dan tidak benar mengenai dirinya tidak perlu didengar, namun juga kita berikan anak ruang untuk menilai pertemanannya. Saat anak ingin pergi dengan temannya yang satu ekstrakulikuler diluar jam sekolah, berikan aturan bahwa boleh untuk pergi namun hanya selama 2 jam dan diantar oleh orang tua. Jika diberikan batasan yang jelas dan menghargai waktu anak, maka anak juga akan belajar bahwa batasan untuk pergi dengan teman itu penting.
Selain itu, tanamkan pada anak mengenai konsep pertemanan yang sehat. Misalnya, teman yang baik itu adalah teman yang mendukungnya ke arah lebih baik seperti mengerjakan PR bersama, ikut ekstrakulikuler yang mengembangkan bakatnya bersama, dan senang saat kita mencapai hal tertentu. Dengan itu, anak akan belajar untuk memilih teman yang baik baginya.
Nah parents, mengasuh anak pra-remaja adalah tantangan transisi yang baru. Jadi masih semangat kan untuk mengajarkan hal yang baru bagi anak-anak kita yang sebentar lagi akan beranjak ke fase baru dalam hidupnya?
Referensi
https://www.psychologytoday.com/intl/basics/parenting/parenting-teenagers
Susah bicara, stimulasi bicara, anak usia dini
Children 4 Years - 6 Years / 4 Tahun - 6 Tahun / Parenting / Pola Asuh / Family / Keluarga / Kenapa Anak Saya Susah Diajak Bicara ya? Apakah Tanda Puber?
Comments