Joint Attention pada Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme
Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme umumnya mengalami kesulitan dengan joint attention yang merupakan keterampilan untuk berbagi fokus atau perhatian pada objek atau peristiwa dengan orang lain. Keterampilan ini termasuk bentuk perilaku sosial-komunikatif awal yang dapat melibatkan gerakan seperti menunjuk, mengikuti pandangan atau vokalisasi orang lain, dan mengkoordinasikan tatapan pada hal atau peristiwa tertentu. Joint attention penting untuk perkembangan bahasa, komunikasi, dan kognitif anak-anak. Beberapa penelitian menemukan bahwa joint attention sebagai komunikasi non-verbal berhubungan dengan pemerolehan bahasa yang lebih baik pada anak tipikal maupun dengan autisme.
Kurangnya joint attention pada anak adalah tanda umum, tetapi tidak terbatas pada, autisme atau gangguan perkembangan lainnya. Anak dengan autisme cenderung senang melakukan aktivitas sendiri, tidak merespon saat namanya dipanggil, bahkan jarang tersenyum atau menatap orang lain. Mereka juga menunjukkan usaha yang rendah atau bahkan tidak ada sama sekali untuk mengarahkan perhatian orang lain atau menunjukkan mainan mereka kepada orang lain, termasuk orang tua. Anak-anak dengan kemampuan joint attention yang rendah menghadapi kesulitan yang lebih tinggi untuk membentuk interaksi dan menciptakan hubungan dengan orang lain.
Penting untuk diketahui bahwa rendahnya atau tidak adanya joint attention pada anak bukan disebabkan oleh apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh orang tua atau pengasuh. Meski demikian, ada beberapa strategi yang dapat diikuti untuk membantu mendorong keterampilan joint attention pada anak:
1. Duduk dekat dengan anak Anda, fokus pada wajah, dan kontak mata
Melakukan kontak mata dengan sesuai penting saat berkomunikasi dengan orang lain, namun hal ini dapat menjadi sulit untuk anak dengan autisme. Orang tua dapat mendorong anak untuk melihat wajah orang lain dan melakukan kontak mata dengan menurunkan tubuh Anda hingga sejajar dengan mata mereka untuk menarik perhatian mereka agar melihat Anda.
2. Mengikuti minat dan aktivitas anak Anda
Banyak penelitian telah menemukan bahwa anak yang orang tuanya responsif terhadap minat mereka dan membiarkan mereka memilih aktivitas cenderung menunjukkan joint attention yang lebih tinggi. Orang tua juga dapat berbicara tentang apa yang dilakukan anak mereka dan membuat komentar yang antusias.
3. Melakukan kegiatan atau permainan bersama yang melibatkan giliran
Berkegiatan bersama adalah cara yang bagus untuk mendorong joint attention dengan anak Anda, seperti mengerjakan teka-teki, bermain petak umpet, meniup gelembung, atau melakukan beberapa kegiatan kerajinan tangan. Melibatkan pengambilan giliran dalam aktivitas dapat membantu anak-anak memperhatikan apa yang dilakukan orang lain secara alami.
4. Meniru suara atau tindakan anak Anda dan membuat hal-hal menjadi lebih menarik
Meniru apa yang dilakukan anak Anda dapat meningkatkan minat anak Anda terhadap Anda dan mendorong mereka untuk memperhatikan tindakan Anda. Anda juga dapat menunjukkan kepada mereka cara yang berbeda dan lebih menarik dalam melakukan sesuatu. Misalnya, jika anak Anda sedang bermain mobil mainan dengan cara digerakkan maju mundur, maka selain meniru gerakannya, Anda juga dapat membuat suara mobil atau membuat mobil mainan Anda berpacu dengan mobil anak Anda. Anda juga dapat membuat mobil mainan Anda menabrak dan memberikan reaksi berlebihan untuk melihat apakah anak Anda melihat Anda.
5. Berikan pujian khusus atas upaya mereka untuk berbagi perhatian
Sangat penting untuk memberikan penghargaan yang tepat atas upaya anak Anda untuk memberikan perhatian seperti dengan memberi mereka pujian. Namun, penting juga bahwa pujian tersebut harus spesifik terhadap apa yang dilakukan anak Anda. Misalnya, saat Anda melihat anak Anda mulai melihat ke arah Anda dan mengikuti apa yang Anda lakukan dengan mobil mainannya, Anda bisa mengatakan “Bagus sekali sudah melihatku dan bermain dengan mobil sepertiku!” Hal ini akan membantu anak Anda memahami perilaku apa yang perlu didorong di masa depan.
Referensi:
Joint attention therapy for autism. (2017, January 31). National Institute of Child Health and Human Development. Retrieved November 28, 2022 from https://www.nichd.nih.gov/health/topics/autism/conditioninfo/treatments/joint-attention#
Joint attention - What it is and why it matters. (n.d.). Growing Early Minds. Retrieved November 28, 2022 from https://growingearlyminds.org.au/tips/joint-attention/
Jones, E. A., & Carr, E. G. (2004). Joint attention in children with autism: Theory and intervention. Focus on Autism and Other Developmental Disabilities, 19(1), 13-26. https://doi.org/10.1177/10883576040190010301
Kasari, C., Gulsrud, A. C., Wong, C., Kwon, S., & Locke, J. (2010). Randomized controller caregiver mediated joint engagement intervention for toddlers with autism. Journal of Autism and Developmental Disorders, 40, 1045-1056. https://doi.org/10.1007/s10803-010-0955-5
Kinnane, D. (n.d.). Tip of the week: Joint Attention. Banter Speech & Language. https://www.banterspeech.com.au/tip-of-the-week-joint-attention/
Oleh : Salma Safira Sukma Ikhsani, S.Psi. dari BehaviorPALS
joint attention, anak, gangguan spektrum autisme, berbagi atensi
Special Needs / Berkebutuhan Khusus / Cognitive Development / Tumbuh Kembang Kognitif / Education / Pendidikan / Joint Attention pada Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme
Comments