Bagaimana Pengasuhan Otoritatif Membantu Perkembangan Positif Anak
Pengasuhan orang tua memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak. Diana Baumrind (1971) menemukan adanya tiga gaya pengasuhan yang disebut sebagai pengasuhan Otoritarian, Permisif, dan Otoritatif. Setiap gaya pengasuhan tersebut dicirikan dengan pendekatan berbeda yang dilakukan orang tua dalam mengasuh anak mereka. Masing-masing gaya juga dapat memberikan dampak yang berbeda pada perkembangan anak. Namun, di antara ketiga gaya tersebut, gaya pengasuhan otoritatif disebut sebagai pengasuhan yang paling efektif untuk membantu meningkatkan perkembangan positif anak.
Orang tua yang otoriter cenderung menerapkan pola asuh yang kaku serta berbasis pada kontrol dan kepatuhan. Mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap anak mereka, mengharapkan anak mereka untuk mengikuti aturan yang ketat tanpa memberikan penjelasan atau alasan dibaliknya, dan hampir tidak memberikan ruang untuk bernegosiasi. Orang tua juga cenderung menggunakan hukuman keras sebagai cara untuk mendisiplinkan anak mereka yang gagal mengikuti ketentuan mereka. Akibatnya, anak akan menjauh, menarik diri, dan memiliki masalah kepercayaan di masa depan. Mereka juga cenderung memiliki harga diri yang rendah dan perilaku agresif yang lebih tinggi serta tidak mampu membuat keputusan karena orang tua merekalah yang selalu memberi tahu apa yang harus dilakukan.
Orang tua permisif adalah kebalikan dari orang tua otoriter dimana orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan mengatur kegiatannya sendiri. Mereka menekankan adanya pengaturan diri dan ekspresi diri pada anak dimana mereka cenderung membuat sedikit tuntutan, hanya menetapkan aturan yang terbatas, dan jarang menghukum. Orang tua juga bersikap hangat, mendukung, dan tidak mengontrol perilaku anaknya. Meski demikian, anak-anak yang memiliki orang tua permisif cenderung menjadi sosok yang kekanak-kanakan, impulsif, dan kurang percaya diri. Orang tua yang permisif juga cenderung tidak menetapkan standar dan pemahaman terkait perilaku adaptif, sehingga memungkinkan anak untuk berperilaku sesuai keinginan mereka. Akibatnya, anak dapat memiliki kesiapan yang rendah untuk mengatasi masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari secara efektif.
Pada sisi lain, orang tua otoritatif menggabungkan pendekatan pengasuhan otoriter dan permisif yang menyeimbangkan aspek responsif dan tuntutan atau kontrol dari pengasuhan. Orang tua otoritatif sering dicirikan sebagai:
- Mendukung, responsif, dan hangat kepada anak mereka tetapi juga menetapkan batasan tegas dan harapan yang masuk akal pada saat yang bersamaan.
- Mendorong kemandirian dan individualitas anak mereka dengan menghormati sudut pandang dan keputusan anak mereka.
- Menerapkan hukuman hanya jika diperlukan dan dilakukan dalam konteks yang hangat dan mendukung.
- Menjelaskan aturan, berdiskusi, serta bernalar dengan anak mereka.
- Berikan tuntutan dan pemahaman yang jelas tentang konsekuensi perilaku.
- Memfasilitasi negosiasi secara verbal.
Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang otoritatif pun cenderung:
- Mengembangkan harga diri, kepercayaan diri, pengendalian diri, dan pengaturan diri yang tinggi.
- Memiliki hubungan yang lebih dekat dan terbuka dengan orang tuanya.
- Memiliki prestasi akademik yang lebih baik.
- Lebih rendah kemungkinannya dalam mengalami kecemasan atau depresi dan perilaku antisosial atau penyalahgunaan zat.
- Bertanggung jawab secara sosial, kompeten, percaya diri, adaptif, kreatif, memiliki rasa ingin tahu, mandiri, tegas, ramah, dan dapat dikatakan bahagia secara umum.
Pengasuhan orang tua memainkan peran besar dalam kehidupan anak dan orang tua yang otoritatif membantu anak-anak mereka untuk mengembangkan keterampilan positif dengan menerapkan kontrol yang diperlukan, namun tetap memberikan kebebasan yang sewajarnya. Menetapkan batasan dan harapan adalah hal penting dan dianjurkan dalam membesarkan seorang anak, tetapi orang tua yang otoritatif membuatnya tetap masuk akal serta menggabungkannya dengan kehangatan, dukungan, dan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan anak.
Oleh: Salma Safira Sukma Ikhsani, S.Psi. dari BehaviorPALS Center
Referensi:
American Psychology Association. (n.d.). Parenting Styles. https://www.apa.org/act/resources/fact-sheets/parenting-styles
Baumrind, D. (1971). Current patterns of parental authority. Developmental psychology monograph, 4(1), 1-103. https://doi.org/10.1037/h0030372
Dalimonte-Merckling, D., & Williams, J. M. (2019). Parenting Styles and Their Effects. Reference Module in Neuroscience and Biobehavioral Psychology. https://doi.org/10.1016/b978-0-12-809324-5.23611-0
Masud, H., Ahmad, M. S., Cho K. W., & Fakhr, Z. (2019). Parenting Styles and Aggression Among Young Adolescents: A Systematic Review of Literature. Community Mental Health Journal, 55(6), 1015-1030. https://doi.org/10.1007/s10597-019-00400-0
Papalia, D. E. & Feldman, R. D. (2012). Experience Human Development. New York: McGraw-Hill.
orang tua, pengasuhan, otoritatif, anak, perkembangan anak
Children 4 Years - 6 Years / 4 Tahun - 6 Tahun / Parenting / Pola Asuh / Family / Keluarga / Bagaimana Pengasuhan Otoritatif Membantu Perkembangan Positif Anak
Comments