Apa sih Toxic Parenting?
Toxic parenting menjadi topik yang akhir-akhir ini sering di bahas di social media, terutama social media psikologi. Namun apa sebenarnya toxic parenting itu? Toxic parenting adalah konsep dimana perilaku pengasuhan orangtua yang tidak tepat kepada anak sehingga membuat anak merasa ketakutan, merasa bersalah, atau tidak patuh. Hal ini menjadi isu yang banyak dibahas karena dampak dari toxic parenting yang bisa berkelanjutan pada anak hingga dia dewasa.
Cara orangtua berinteraksi dengan anak ternyata berefek pada bagaimana cara anak melihat dirinya, orang lain, dan dunianya. Apabila orangtua tidak menyediakan kebutuhan anak untuk tumbuh secara sehat dan anak. Anak tersebut dapat memiliki isu perilaku saat dia dewasa kelak dan menjadi orangtua. Untuk itulah, mengenal toxic parents sehingga kita bisa memahami hal-hal apa dari interaksi orangtua ke anak yang dapat kita cegah.
Berikut ini adalah tipe-tipe toxic parenting.
The Neglecting Parent
Ciri dari “the neglecting parent” adalah orangtua ini seringkali absen di momen-momen penting anak, seperti misalnya pentas sekolah, acara ulang tahun, dan bahkan membantu saat anak sakit. Efek dari “the neglecting parent” adalah anak merasa tidak berharga, cemas, depresi.
The Helicopter Parent
Ciri dari “the helicopter parent” adalah orangtua ini terlalu ikut campur dalam kehidupan anak, sehingga membuat anak menjadi sulit untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhannya, atau mengambil keputusan. Anak dari “the helicopter parents” dikatakan bingung akan arah hidup mereka, sulit mengambil keputusan, dan ketergantungan dengan orang lain.
The Addict Parent
Ciri dari “the addict parent” adalah orangtua seringkali lalai untuk menyediakan kebutuhan anak karena sedang kecanduan. Anak dari “the addict parent” seringkali harus berperan sebagai orang dewasa di usia anak-anak. Hal ini disebabkan orangtua mereka sibuk dengan masalah mereka sendiri, sehingga anak harus maju untuk memastikan kebutuhan hidup mereka sendiri terpenuhi. Anak dari “the addict parent” seringkali seperti dirampas masa kecilnya karena mereka harus membantu merawat orangtuanya.
The Abusive Parent
Ciri dari “the abusive parents” adalah orang tua berubah menjadi menakutkan dan kasar saat ia marah, atau melakukan pelecehan seksual pada anaknya. Orangtua yang melakukan kekerasan secara fisik dan seksual sangat berdampak negatif pada anaknya. Ketakutan dan trauma yang dialami anak dapat bertahan bertahun-tahun, walau orang tuanya sudah tidak lagi melakukan hal tersebut kepada anaknya.
The Narcissist Parent
Ciri dari “the narcissist parent” adalah walaupun mereka tidak menyiksa anak secara fisik atau seksual, namun mereka menyiksa anak secara mental dengan keinginan untuk selalu mengontrol, merendahkan, dan melihat anak sebagai perpanjangan dirinya (“kamu jangan kayak gitu yaa, bikin malu mama aja”). Apabila anak berprestasi, orangtua akan menyayangi, sedangkan apabila ada hal yang tidak sesuai ekspektasi orangtua akan merendahkan anak. Anak dari “the narcissist parents” akan merasa rendah menjadi orang yang secara kronis ingin menyenangkan orang lain.
Berdasarkan tipe-tipe toxic parenting, orang tua perlu refleksi apakah ada perilaku ini yang kita lakukan sebagai orangtua, atau orangtua kita lakukan. Kemungkinannya kita akan meniru perilaku orangtua kita tanpa sadar. Apabila memang ada perilaku orangtua kita yang termasuk toxic parenting yang memang menjadi luka, maka kita perlu menyembuhkan luka tersebut untuk kemudian menjadi orangtua yang telah sembuh, sehingga dapat mengasuh anak dengan melihat seutuhnya kebutuhan dan pribadi anak dan menerima anak sebagai individu sendiri yang unik dan berharga.
Ditulis oleh: Kunthi Kumalasari Hardi, M.Ed., BCBA dari BehaviorPALS Center
Daftar Pustaka:
https://optimistminds.com/5-types-of-toxic-parents/
toxic pareningt, kekerasan, pengasuhan
Children 4 Years - 6 Years / 4 Tahun - 6 Tahun / Parenting / Pola Asuh / Family / Keluarga / Apa sih Toxic Parenting?
Comments